Senin, 08 Agustus 2011

Yang Tercecer

Bismillahirrahmanirrahim....

Tahun ini terhitung hampir tiga tahun sudah aku berkenalan dan memasuki lebih dalam dunia organisasi penulisan yang namanya sudah tak asing lagi "FLP". Perkenalan pertamaku sejak aku duduk di bangku SMP, lewat karya-karya penulis-penulis yang tergabung dalam organisasi ini, antara lain Mbak Asma, Mbak Helvy, Mas Irfan dan yang lainnya. Dan aku berkenalan dengan FLP Banjarmasin sejak tahun 2008.

Memasuki dunia FLP kali pertama ketika di mesjid Al-Barqah tidaklah seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Tapi, lambat laun aku mulai beradaptasi dengan kawan-kawan FLP. Hingga akhirnya aku mulai menyukai dan mencintai organisasi ini sampai sekarang.

Ini ramadhan ketiga aku menjalaninya dengan FLP. Jadi ingat ramadhan pertama berbuka puasa di rumah ketua flp bjm pertama dan sekalian reshuffle kabinet. Buka puasa yang kedua di rumah ketua komunitas flp bjm. Dan tahun ketiga ini rencananya di rumahku, tapi aku tak tega kalau harus memberatkan Mama. Aku tahu beliau setuju tapi dari kata-kata beliau aku bisa menangkap kesetujuan itu tidak sepenuhnya setuju. Karena aku memahami kondisi dan profesi beliau. Apalagi hari senin beliau harus kerja lagi. Dan aku benar-benar tak tega harus memberatkan beliau. Kejar-kejaran dengan waktu untuk beres-beres, memasak dan hal lainnya.***maafkan aku teman**

*Komitmen Itu*
Ah, membicarakan sebuah komitmen yang terjalin, aku jadi ingat saat reshuffle dan pembentukan kepengurusan yang baru. Aku senang kala itu melihat kawan-kawan yang bersemangat untuk lebih mengenalkan flp bjm di kancah lokal bahkan kalau perlu nasional dan internasioal. Program-program kerja yang mereka rancang sungguh luar biasa.

Dan komitmen untuk memajukan dan melebarkan sayap flp bjm itu pun semakin nyata, saat melihat peserta perekrutan anggota baru di bulan Januari 2010. Tapi, di saat-saat mulai melebarkan dan menggepakkan sayap untuk mencoba terbang lebih tinggi, beberapa bagian-bagian sayap itu harus rela tercecer. Bahkan aku tak tahu entah kemana bagian-bagian sayap yang penting itu tercecer.

Masihkan Komitmen yang terbangun itu tertanam kuat ?

Aku berharap komitmen itu masih tertanam kuat. Terutama komitmen untuk diriku. Kadangkala ada angin yang mencoba menggoyahkan akar komitmen ini. Tapi, aku berusaha untuk mempertahankan komitmen ini. Ketika aku berpikir bahwa sebuah komitmen adalah tanggungjawab maka aku akan berusaha mempertahankan komitmen ini bahkan mencoba memperkuatnya.

Dan, kini aku masih berusaha untuk mengumpulkan kembali patahan-patahan sayap penting yang tercecer. Tak ada yang mustahil ketika kita berusaha. Harapanku komitmen yang dibangun itu kembali mengakar kuat dan tak goyah.

Tapi, ketika suatu saat komitmen itu goyah, cobalah untuk menguatkan kembali komitmen itu. Berusahalah untuk tidak menambah bagian-bagian sayap ini patah dan tercecer. Perkuatlah sayap ini untuk terbang hingga dia bisa mencapai langit tertinggi dan tersenyum pada dunia.

Ingatlah dan kenang selalu saat-saat terindah kita bersama. Saat menyelami kata demi kata mencari sebuah makna kehidupan dan arti sebuah persahabatan serta persaudaraan. Semoga ini bisa memperkuat komitmen kita.

KP, 9 Agustus 2011
For Special My Sisters and My Brother

Tidak ada komentar:

Posting Komentar