Sabtu, 30 Maret 2013

Kalap Lihat Buku Murah

Bismillahirrahmanirahim.... Sabtu (30 MAret 2013) harusnya aku libur dan bisa stay di rumah mengganti hari jum'at yang masuk kerja. Tapi, berhubung ada tugas pengarahan untuk operator entry kagak jadi deh di rumah saja. Kali ini bukan ke sekolah tempat aku bekerja tapi ke SDN Kelayan Barat untuk menemui ketua PKG. Alhamdulillah pengarahannya tidak memakan waktu lama yah sekitar sejam-an sajalah. Ada enam orang yang akan mewakili kecamatan banjarmasin selatan untuk membantu jadi operator. DAri sekolahku sendiri ada dua utusan. Yo, wes satu paragraf di atas sebagai basa-basi saja ya sebagai pembuka. Hehhee Nah, siangnya aku mampir ke taman sari beli beberapa bahan craft. Ealah sampai rumah tanganku gatal untuk bikin bros. Jadilah, bikin beberapa bros dari bahan-bahan yang kubeli tadi. Bikin bros dari zipper dan renda atau bros rick rack sekalian juga sih kanzashi. Tapi, sayang kagak bisa di foto hasilnya. Nantilah semoga bisa diperlihatkan fotonya, yah sekalian tutorialnya ya ^_^ Malam minggu kalau biasanya anak muda memanfaatkan berjalan-jalan dengan kekasihnya. Kali ini aku memanfaatkan jalan-jalan dengan keluargaku. Tempat tujuannya cuma toko buku gramedia yang ada di veteran. Sebelumnya aku mampir dulu ke ATM, maklum dompet kosong. JAlan Veteran maceeetttt, halaman parkir gramedia juga penuh. Yah, perlu waktu beberapa lama juga sih sampai kendaraan kami terparkir pada tempatnya. Emang keberuntungan kali ya, di beranda gramedia ada bazar buku murah. Jiiiaaahhh, bisa tertebak kakiku dengan ringan menuju stand itu. Oalahhh lihat novel-novel religi dengan ketebalan yang lumayan harga miring banget cuma Rp 20.000-Rp 25.000,-. Sempat menimang-nimang beberapa novel akhirnya terbeli empat buah novel. Maklum aku sekarang aku haus banget baca novel, yah mumpung ada novel murah dengan ketebalan yang wow dan aku juga suka novel-novelnya ya beli saja. Andai bisa memborong bisa-bisa kuborong semua itu novel. Apalagi besok hari ahad. Biasanya aku bisa nggak tidur baca novel semalaman habis. Hehhee hitung-hitung refreshing. Eh, tumben-tumbenan adikku mendekati tas untuk bawa novelku. "Inilah ka" Kulihat beberapa buah buku yang diambilmya. Yah, kali ini aku setuju dengan buku-buku yang dibelinya. Ada 5 buah buku yang dipilihnya. KAyaknya dia juga pengen lagi, tapi aku tinggalkan masuk ke dalam. Kalau kelamaan bisa bocor dompetku. Sempat melirik lagi sih pengen ngambil novelnya lagi, tapi nyoba sabar dulu ya. Habiskan bacaan yang ada dulu. Waktu bayar di kasir aku meminta adikku yang ngatri. Hm, lumayan sih menguras uang bulananku tapi sedikit puas juga lihat buku yang dibeli keren. Eh, sedikit puas di sini karena aku cuma bawa pulang 5 novel termasuk novel sepatu dahlan. Waaa.... andai bisa borong lagi. Kedua orang tuaku hanya geleng-geleng kepala lihat kelakuan kami terutama kelakuanku yang kayak orang kalap lihat novel murah. Sempat ditanya begini, "Perlu berapa lama untuk menghabiskan 5 novel ini ?" Kayaknya dua minggu atau sebulan deh, nggak mungkin kan aku bawa novel ke tempat kerja. Kalau aku baca novel biasanya sih susah diminta berhenti alias kecanduan, makanya mumpung besok ahad seharian di rumah sajalh nggak perlu ke mana-manan. Baiklah, cukup dulu postingan kali ini. Saatnya refreshing baca novel sepatu dahlan dulu. KAdar Permai, 31 Maret 2013

Jumat, 29 Maret 2013

Suatu Minggu di Batakan

Bismillahirrahmanirrahim..... Lama juga ternyata tak nengok ni blog tersayang. Tapi yang namanya kangen coret-coret di blog ya menyempatkan waktu kali ini untuk nulis. MUmpung ada laptop dan modem yang nganggur di rumah. Cerita ini sebenarnya sudah lama ingin di tulis tapi apa mau dikata waktunya baru sekarang bisa nulis dan mudah-mudahan bisa di posting sekalian di hari ini ^.^ Februari tepatnya di hari ahad 24 Februari kami sekeluarga cuci mata. Yah, setelah masing-masing sibuk dengan urusan kerjaan dan kuliah akhirnya semua pada ngumpul di hari itu. Sebenarnya tidak ada rencana sih saat itu untuk jalan-jalan. Dadakan sajalah sekalian refreshing dengan rutinitas dan kumpul-kumpul. Tempat yang dipilih kali ini adalah pantai Batakan. Pantai yang terletak di kabupaten Tanah Laut ini ditempuh sekitar dua jam setengan dari Banjarmasin. Berhubung tidak ada persiapan matang jadilah kami berangkat tanpa membawa apapun. Maksudnya cemilan untuk dii jalan maupun bekal untuk makan siang. Cuma sempat makan pagi saja, Hehee ^_^ Tapi daripada nanti siang susah nyari makan di pantai akhirnya memilih mampir di Gambut tepatnya warung Baiti beli itik gambut yang maknyus tenan ^_^ Nah, parkirnya di seberang warung BAiti tepatnya di SPBU Gambut. Beruntunglah di SPBU ada minimarket. So, nyerbu minimarket untuk beli cemilan di jalan. Sepanjang jalan pemandangan yang terlihat tidak seperti di Banjarmasin. Tidak ada flyover yang bikin muuuaaaccceeettt. Yang ada hanyalah pegunungan dan persawahan yang hijau. Hm...sejuk nian di pandang mata. Perjalanan kami alhamdulillah mulus. Sempat tertidur juga sih di mobil, maklum sebelumnya begadang ada yang dikerjakan. Sekitar pukul setengah dua belas kami sampai di tempat. Pantai Batakan ini berbeda dengan Pantai Tangkisung yang sering kami kunjungi. Di sini tempatnya sunyi banyak kotoran kuda tapi banyak juga pepohonan untuk duduk. Saking tak terencananya, kami lupa bawa tikar akhirnya memilih duduk di bawah pohon. Untung saja ada tempat duduk di bawah pohon tempat nongkrongnya salah satu penyewa banana boats. Itik masak habang jadi menu makan siang kami hari itu. Hm...enak tenan itiknya renyah bisa digigit ditambah angin sepoi-sepoi dan pemandangan laut yang meneyjukkan mata. Suasananya kali ini meningkatkan nafsu makanku dari biasanya. Sekalian makan dengan santai tak ada yang dipikirkan. Ada satu pemandangan menarik yang menjadi pusat perhatianku. Seekor induk kuda yang menarik delman membawa penumpangnya di sampingnya berjalan seekor kuda yang lebih kecil. Kutebak kuda di samping itu adalah anak kuda. Aku memperhatikannya sambil makan. Ternyata bukan hanya aku saja yang memperhatikan dua binatang itu. Mama di sampingku pun memperhatikannya. Dan beliau iseng bertanya padaku. "Coba lihati kuda itu, kenapa kuda halusnya maupmati tarus kuda ganal ??" Kujawab saja dengan bahasa Banjar jua. " Nang halus nitu pasti anak kuda. Inya maumpati mamanya bagawi. Amun bisa bapander pasti ujar mamanya, nah nak kayak ini gawian mama mun km ganal bagawi itu sakit nak ai. Yah, jadi tau lo anak kuda itu amun bagawi nitu ngalih jadi kada usah batingkah macam-macam lawan kuitan," Mama hanya mengangguk medengar jawabanku. Pertanyaan beliau pun berlanjut, "Kalau dibandingkan dengan manusia, samalah ???" "Sama ai kaya manusia jua. Ulun lagi halus rancak banar umpat pian lawan abah bagawi. JAdi ulun tau kaya apa rasanya mancari duit. Sakalinya ulun kada jauh-jauh jua dari buhan pian gawiannya," YAh, percakapan diriku dengan mama memang diseleingi dengan tawa. Kalau boleh jujur kedua orang tuaku memang paling sering menguji aku dan adikku dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Sebenarnya justru pertanyaan seperti itu membuka wawasan aku dan adikku untuk berpikir kritis. Pertanyaan simpel namun jawabannya harus masuk akal. Ujar abahku "Jawaban itu harus logis". Hehhee ^_^ Siang itu air laut batakan berwarna coklat dan masih surut. Setelah selesai makan kami berempat main di pantai. Yah, sekedar jalan-jalan dan diselingi dengan guyonan-guyonan ringan. Meski panas tapi benar-benar menyenangkan. Puas bermain di pantai. Ini dia hasil jepretan di pantai Tepat pukul satu kami pulang. Perjalanan pulang pun dilanjutkan sebelumnya memang mampir di salah satu mesjid. Lupa nama mesjidnya apa. SHolat di sana kemudian meneruskan lagi perjalanan pulang. NAh, sebelumnya kami juga sempat mampir di tugu pahlawan Batakan. Di sini ada monumen untuk mengingat pahlawan batakan. JAdi ingat tadi di pantai abah sempat menguji pengetahuanku dengan pertanyaan seperti ini. " Pantainya ini samalah dengan pantai BAtakan di BAlaikpapan ?" Kujawab saja sama, karena dulu pertama kali penjajah masuk kan lewat sini. Tapi, sebelum pertanyaan berlanjut atau jangan-jangan jawabanku salah aku menjauhi abah. Biasanya kalau beliau menanyakan sesuatu bisa diajak debat. Lebih baik llaaaarrrii saja lah, ^.^ Perjalanan pulang kami pun dilanjutkan perut mulai keroncongan juga ternyata meski banyak makan cemilan di mobil. Untungnya di salah satu rumah makan **lupa namanya apa** masih ada lauk dan pauknya. Hm,,,uennaakk tenan makan ikan nila bakar panas-panas pake sayur bening. It's my favorite food. Tepat jam enam sore kami sampai rumah. Meskipun lelah tapi semua terbayar dengan kepuasan bermain di pantai. Dan besok semua akan memulai aktifitas kembali. Banjarmasin, 30 Maret 2013 Menjelang subuh yang indah.... Akhirnya selesai juga tulisan ini ^_^

Minggu, 10 Maret 2013

Guru Profesionalisme, Why Not ?

Bismillahirrahimanirrahim…. Alhamdulillah bisa posting lagi setelah vakum beberapa saat karena ada kesibukan lain kali ini menyempatkan coret-coret posting di blog. Ada banyak hal sebenarnya yang ingin di coret-coret di blog pribadi saya tapi seperti biasa disortir dulu. Dan kali ini kegiatan yang saya ikuti saya sempatkan ditulis di sini. Diklat Guru Angkatan ke 4, itulah mungkin yang menggambarkan secara singkat kegiatan yang sempat saya ikuti kali ini. Meskipun ke depannya saya mungkin hanya mengikuti sebagian materi yang disampaikan atau mungkin tidak mengikuti lagi tapi saya sedikit cukup puas mengikuti pengarahan di hari jum’at dan materi perdana di hari sabtu kemarin (1-2 Maret 2013). Di hari jum’at pengarahan yang saya dapatkan “selayang pandang” ukhuwah. Pengarahan ini lebih ke arah profil dan kebijakan dari tempat saya bekerja. Baik itu menyangkut sejarah, visi misi maupun kebijakan yang dilaksanakan di sekolah. Duduk di baris paling belakang menjadi pilihan saya jadi sekalian bisa menyelesaikan pekerjaan. Ibarat pepatah sekali merengkuh dua tiga pulau terlampaui. ^_^ Nah, di hari sabtu pembukaan diklat danmateri perdana dilaksanakan. Kali ini peserta lebih banyak dari hari jum’at. Beberapa peserta dari sekolah luar daerah sudah banyak yang datang dan memenuhi sebagian bangku tempat pelatihan diklat. Sebelum pembukaan sempat diberikan pengarahan kepada peserta. Seluruh peserta mendapatkan paket untuk bekal dilkat kecuali saya. Maklum saya bukan berstatus sebagai guru tapi beruntung karena diperbolehkan mengikuti materi perdana kemarin. ^_^ Sekitar setengah jam pengarahan langsung diberikan oleh sekretaris yayasan ukhuwah Ust. Khairani, S.Pd.I. Kalau kemarin pengarahan lebih ke arah selayang pandang yayasan kali ini pengarahan lebih ke arah amalan yaumi dan hal-hal yang akan dilakukan oleh peserta diklat. Sekitar pukul setengah sembilan lewat pembukaan dimulai. Kali ini pembukaan dihadiri dan dibuka langsung oleh dewan pembinaan yayasan Bapak Riswandi, ST. Ada tiga hal yang bisa saya tangkap dari sambutan yang beliau sampaikan hari itu. Dalam sambutannya beliau menceritakan kisah Thoriq Bin Ziyad yang dapat diambil ibrohnya. Fokus dan semangat dua hal utama yang bisa dipetik dari kisah Thoriq Bin Ziyad. Satu hal lagi yang bisa saya petik dari sambutan beliau adalah “Perubahan itu tidak diciptakan”. Saat itu terlintas dipikiran saya satu ayat yang sering saya dengar dan diskusikan di rumah surah Ar-Ra’du ayat 11. Setelah sambutan materi perdana pun di mulai. Ibarat di bangku kuliah ada kuliah perdana atau kuliah umum ketika memasuki pertama kali perkuliahan. Kalau mendengar kata kuliah perdana terkadang sempat terindukan juga kembali ke masa-masa di bangku kuliah. Semoga saja bisa kembali ke bangku kuliah  Sesuai judul yang postingan saya kali ini materi perdana pembukaan diklat mengangkat tema tersebut. Tema yang sangat menarik bagi saya dan pematerinya pun sudah sangat saya kenal Ust.Syaiful Mukmin, S.Pd.I yang tidak lain adalah kepala sekolah tempat saya bekerja. Gaya penyampaian beliau lugas dan komunikatif. Sebelum memasuki materi beliau menceritakan pengalaman-pengalaman beliau saat mengikuti berbagai pelatihan khususnya di Surabaya selama 1 tahun bersama Usth. Jamilah dan Ust.Dwi. Satu hal yang dapat saya tangkap dari cerita beliau “jangan pernah takut untuk bermimpi”. Beliau membuktikannya dengan menjadi peserta terbaik seluruh Indonesia. Materi menjadi guru profesionalisme diawali dengan ice breaking dua orang berpasangan saling dorong mendorong dengan telapak tangan. Yah, ice breaking ini menggambarkan bagaimana dorongan seorang menjadi guru. Mungkin lebih tepatnya apa yang motivasi seseorang untuk menjadi guru. Banyak hal penting yang bisa saya dapatkan dari materi kemarin, tapi mungkin hanya secara garis besar saya gambarkan di sini. Komitmen dan kompetensi yang tinggi dari seorang guru menggambarkan bagaimana keprofesionalisme-an guru tersebut. Hal ini bisa digambarkan salah satunya bagaimana dari hal pengelolaan kelas. Guru yang professional akan diuji di dalam kelas bagaimana dia mengelola anak didiknya. Yah, jadi ingat ucapan yang sering kali terlontar dari kedua orang tua saya. “ Guru itu tugasnya bukan hanya mengajar tapi juga mendidik”. Saat itu memang terlintas di benak saya kasus yang beberapa pekan lalu yang sempat terjadi di kota kita sendiri. Bullying yang terjadi di dalam kelas padahal dari berita yang beredar saat itu sang guru ada di dalam kelas. Mungkin ini bisa dijadikan gambaran bagaimana keprofesionalisme-an seorang guru diuji dalam menghadapi anak didik. Saya jadi ingat satu buku yang pernah saya bagaimana peran seorang guru dalam pendidikan karakter. Di dalam buku itu digambarkan bagaimana peran dan keteladan seorang guru akan diuji dalam mendidik anak-anak didiknya. Bukan hanya untuk anak didiknya saja melainkan juga untuk masyarakat. Kesimpulan utama yang saya ambil menjadi guru profesionalisme itu tidak mudah dan juga tidak sulit. Pengaplikasian dari materi-materi yang didapat baik dari bangku kuliah maupun dalam training yang bisa dijadikan bekal untuk menjadi guru professional. Empat hal terakhir yang bisa saya petik dari penyampaian materi diklat seorang guru professional haruslah terus mengembangkan kepribadiannya, ini bisa dilakukan dengan sikap ikhlas, motivasi diri, keyakinan dan kasih sayang. Dan saya rasa materi saya dapatkan hari itu cukup memuaskan saya saat itu. Meskipun ada beberapa pertanyaan muncul di benak saya. Untungnya saya beruntung bisa diskusi di rumah. Hal penting yang mungkin bisa saya petik menjadi apapun profesi seseorang berusahalah untuk menjadi professional. Semoga postingan saya kali ini bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya. Menjelang subuh di ahad pagi yang indah Kadar Permai, 3 Maret 2013